Artikelmu Direvisi? Tenang! Ini Cara Cerdas Mempertahankan Argumen Ilmiahmu dari Komentar Reviewe

Menerima feedback dari reviewer jurnal adalah bagian tak terpisahkan dari proses publikasi. Kadang, adakomentar yang membuat kita harus berpikir keras: apakah kita perlu mengubah argumen inti penelitiankita? Jangan khawatir! Ada cara cerdas untuk mempertahankan ide-ide brilianmu tanpa terkesan keraskepala. Yuk, simak tipsnya!

  1. Pahami Komentar Reviewer dengan Teliti: Sebelum buru-buru menolak atau menerima, luangkan waktu untuk memahami betul maksud dankonteks setiap komentar reviewer. Jangan langsung defensif. Coba posisikan diri sebagaireviewer: apa yang mereka ingin lihat? Contoh: Kalau reviewer bilang, “Bagian ini kurang jelas karena tidak membahas variabel X secara mendalam,” itu berarti mereka butuh penjelasan lebih. Bukan berarti mereka memintakamu menghapus variabel X, tapi kamu perlu menambahkan detail atau pembenaran. Pahami,jangan langsung menolak!
  2. Bedakan Kritik Substansial dan Non-Substansial: Tidak semua komentar punya bobot yang sama. Fokus pada kritik yang berdampak langsung padainti argumen atau validitas penelitianmu. Komentar tentang typo atau gaya bahasa, meskipunpenting, adalah hal minor yang bisa kamu kerjakan belakangan. Contoh Komentar Reviewer:· “Tolong perbaiki ejaan dan tata bahasa pada beberapa bagian.” (Ini minor, bisadikerjakan setelah substansi beres).· “Metode penelitian kurang valid dan perlu diperjelas.” (Nah, ini substansial! Prioritaskanini).\Penanganan Penulis: Mulai revisi dari perbaikan metode penelitian yang substansial, baru setelahitu cek ulang ejaan dan tata bahasa di keseluruhan naskah
  3. Menggunakan Data dan Literatur Terbaru untuk Memperkuat Argumen: Jika reviewer meragukan argumenmu, perkuat dengan bukti! Gunakan data terbaru daripenelitianmu atau tambahkan referensi dari literatur ilmiah yang relevan dan terkini.Contoh Komentar Reviewer: “Diskusi kurang menyertakan studi terbaru yang mendukungtemuan. Mohon tambahkan referensi terkini.”Contoh Jawabanmu: “Kami telah meninjau literatur dan menambahkan studi terbaru seperti Smithet al. (2021) dan Lee (2020) di bagian Diskusi untuk lebih mendukung temuan penelitian kami.”
  4. Beri Alasan Ilmiah yang Kuat Saat Mempertahankan Argumen: Jika kamu yakin argumenmu sudah benar dan kuat, jelaskan alasan ilmiahnya dengan lugas danlogis. Jangan hanya bilang “sudah benar”, tapi tunjukkan kenapa itu benar berdasarkan landasanteori atau data.Contoh Komentar Reviewer: “Kerangka teori yang digunakan tampak usang; mohon revisi.”Contoh Jawabanmu: “Argumen kami didasarkan pada Teori X, yang meskipun telah ada beberapawaktu, masih sangat relevan dan banyak digunakan dalam konteks penelitian ini. Hal inididukung oleh literatur terbaru dari Y (2022) dan Z (2023) yang menunjukkan validitas dankeberlanjutan penerapan teori ini dalam bidang serupa.”
  5. Bersikap Terbuka, tapi Tetap Tegas: kuncinya: terima masukan dengan pikiran terbuka, tapi jangan sampai kamu mengubah esensipenelitianmu hanya karena reviewer menyarankan hal yang kurang tepat. Kamu bolehmenghargai saran mereka, tapi tetap teguh pada apa yang sudah kamu uji dan yakini.Contoh Komentar Reviewer: “Penjelasan Anda kurang meyakinkan, coba pertimbangkan sudutpandang lain.”Contoh Jawabanmu: “Kami sangat menghargai saran Anda untuk mempertimbangkan sudutpandang lain, dan kami telah melakukan tinjauan tambahan. Namun, berdasarkan data empirisyang kami kumpulkan dan literatur yang paling relevan dengan fokus penelitian kami, argumenawal kami tetap kuat dan paling sesuai untuk menjelaskan fenomena ini.”Mempertahankan argumen ilmiah saat revisi adalah seni yang butuh keseimbangan antarafleksibilitas dan ketegasan. Berani pertahankan ide-ide orisinalmu, tapi juga selalu siap untukbelajar dan memperbaiki diri dari kritik.

Punya pengalaman seru saat mempertahankan argumen dengan reviewer? Bagikan di kolom komentar,ya!