Awas! Hindari 5 Kesalahan Fatal Ini Saat Membalas Komentar Reviewer Agar Artikelmu Cepat Lolos!

Menerima notifikasi revisi dari jurnal itu hal biasa dalam dunia akademik. Tapi, cara kita menanggapi komentar para reviewer bisa jadi penentu nasib artikel kita, lho! Jangan sampai salah langkah dan malah bikin artikelmu makin lama terbit, atau bahkan ditolak. Yuk, kenali 5 kesalahan umum yang wajib kamu hindari!

  1. Mengabaikan Komentar Kecil: Seringkali, kita cenderung fokus pada komentar besar tentang metodologi atau hasil. Tapi, jangan pernah meremehkan komentar kecil seperti typo, salah format, atau referensi yang kurang tepat. Kenapa ini fatal? Mengabaikan detail kecil bisa memberi kesan kamu kurang teliti atau tidak profesional. Ingat, reviewer melihat keseluruhan naskah. Semua detail, sekecil apa pun, berkontribusi pada kesan keseluruhan dan kredibilitas artikelmu. Jadi, pastikan semua koreksi, besar maupun kecil, kamu tanggapi dengan serius!
  2. Menanggapi dengan Nada Defensif: Wajar kalau kamu merasa sedikit kesal atau tidak setuju dengan beberapa komentar. Tapi, hindari membalas dengan emosi atau nada membela diri yang berlebihan. Kenapa ini fatal? Komunikasi yang defensif bisa menghambat proses revisi. Reviewer adalah kolega yang ingin artikelmu jadi lebih baik. Tetaplah sopan, objektif, dan profesional dalam setiap balasanmu. Ingat, tujuan utama adalah artikelmu terbit, bukan adu argumen.
  3. Tidak Menjawab Semua Komentar: Mungkin ada banyak sekali komentar, dan kamu merasa kewalahan. Tapi, pastikan setiap komentar mendapatkan respons yang jelas dan spesifik. Jangan sampai ada satu pun yang terlewat. Kenapa ini fatal? Reviewer meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan feedback rinci. Jika ada komentar yang tidak kamu tanggapi, mereka mungkin merasa tidak dihargai dan artikelmu bisa saja dikembalikan lagi. Balasan yang lengkap dan transparan menunjukkan bahwa kamu serius mempertimbangkan semua masukan.
  4. Kurang Jelas dalam Menjelaskan Revisi: Ketika kamu sudah melakukan revisi, jangan hanya menulis kalimat umum seperti, “sudah diperbaiki” atau “sudah direvisi.” Kenapa ini fatal? Kalimat seperti itu tidak memberikan reviewer gambaran jelas tentang perubahan yang kamu lakukan. Jelaskan secara spesifik di bagian mana kamu mengubah, apa yang diubah, dan bagaimana perubahan itu menjawab komentar mereka. Contohnya: “Pada bagian Metodologi, kami menambahkan detail tentang prosedur pengambilan sampel pada paragraf ketiga di halaman 4, sesuai saran Anda.” Semakin jelas, semakin meyakinkan!
  5. Tidak Mengecek Kembali Revisi Sebelum Submit: Setelah semua revisi selesai dan balasan sudah siap, godaan untuk langsung mengirimkannya mungkin besar. Tapi, jangan pernah melewatkan tahap pengecekan terakhir! Kenapa ini fatal? Kesalahan kecil seperti typo pada balasanmu, format yang berantakan, atau bahkan ada bagian artikel yang terlewat direvisi, bisa membuat artikelmu ditolak ulang. Luangkan waktu sejenak untuk membaca ulang seluruh artikel dan balasanmu sebelum menekan tombol submit. Pastikan semuanya rapi, akurat, dan konsisten.

Menghindari 5 kesalahan ini akan membuat proses revisi artikelmu jauh lebih lancar dan meningkatkan peluang artikelmu untuk segera diterima dan diterbitkan! Kalau kamu punya pengalaman lain atau tips tambahan, yuk share di kolom komentar ya!

Penulis: Windi Alfaisa